Widget edited by super-bee Sumber » http://vicahya.blogspot.com/2012/05/cara-membuat-komentar-fb-berdampingan.html#ixzz2FtwuJBvm KOMPUTER KITA

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

Pages

Minggu, 03 Mei 2020

Belajar Babel Loader Javascript ES6

2020031319583407bf63e74fd402a5583504377dfd8829.png

Apa itu babel atau babel.js? Babel merupakan sebuah transpiler yang bertugas untuk mengubah sintaks JavaScript modern (ES6+) menjadi sintaks yang dapat didukung penuh oleh seluruh browser.

JavaScript merupakan bahasa pemrograman yang berkembang sangat pesat. Komunitasnya besar, dan tiap tahun selalu terdapat versi yang baru. 
Namun perkembangan yang pesat tadi ternyata membutuhkan waktu yang lama untuk diadaptasi oleh browser atau Node.js. Lalu jika kita ingin mencoba sintaks terbaru di JavaScript apakah kita perlu menunggu hingga seluruh browser berhasil mengadaptasi pembaharuan tersebut? Tentu tidak! 
Dengan babel Anda dapat menuliskan sintaks JavaScript versi terbaru tanpa khawatir memikirkan dukungan pada browser. Karena babel akan mengubah sintaks yang kita tuliskan menjadi kode yang dapat diterima browser.
Jika Anda penasaran bagaimana cara babel bekerja, babel menyediakan sebuah playground yang dapat kita manfaatkan untuk mengubah sintaks JavaScript modern (ES6+) menjadi sintaks lama. Untuk mencobanya, silakan Anda buka tautan berikut: https://babeljs.io/repl.
20200313195932ff6b88f0352e20c9c08f27fd89aff700.png
Pada playground tersebut kita juga dapat memilih preset yang kita inginkan. Secara default preset akan mengarah ES2015 (ES6).
Anda sudah tahu  sekilas mengenai babel. Nah pada webpack kita juga dapat menggunakan babel dalam bentuk loader. 
Walaupun webpack secara standarnya dapat memproses berkas JavaScript tanpa perlu bantuan loader, namun proses tersebut tidak mengubah sintaks yang kita tuliskan. 
Artinya jika kita menuliskan sintaks JavaScript modern, maka kita akan menemukannya juga pada berkas bundle.js.
2020031320001286d0cce40a7f1f8ac22836dcbab4867b.png
Walaupun saat ini Google Chrome dan Mozilla Firefox sudah mendukung penulisan sintaks ES6, namun setidaknya kita perlu sedikit peduli terhadap dukungan browser lama seperti Internet Explorer atau browser versi lama lainnya.
Untuk menggunakan babel pada webpack sebagai loader, kita perlu memasang tiga package menggunakan npm pada devDependencies
Yang pertama package @babel/core, yang kedua babel-loader, dan yang ketiga @babel/preset-env.

  1. npm install @babel/core babel-loader @babel/preset-env --save-dev


Package @babel/core merupakan package inti yang harus dipasang ketika kita hendak menggunakan babel, baik pada webpack maupun tools yang lain.
Package babel-loader merupakan package yang diperlukan untuk menggunakan babel sebagai loader pada webpack.
Yang terakhir package @babel/preset-env merupakan package preset yang akan kita gunakan untuk membantu babel-loader dalam melakukan tugasnya. 
@babel/preset-env merupakan preset cerdas yang memungkinkan kita menggunakan sintaks JavaScript terbaru tanpa menetapkan secara spesifik sintaks JavaScript versi apa yang kita gunakan.
Berkas package.json akan tampak seperti ini setelah memasang ketiga package tersebut:

  1. {

  2.   "name": "webclock",

  3.   "version": "1.0.0",

  4.   "description": "",

  5.   "main": "index.js",

  6.   "scripts": {

  7.     "build": "webpack"

  8.   },

  9.   "author": "",

  10.   "license": "ISC",

  11.   "dependencies": {

  12.     "jquery": "^3.4.1",

  13.     "moment": "^2.24.0"

  14.   },

  15.   "devDependencies": {

  16.     "@babel/core": "^7.8.4",

  17.     "@babel/preset-env": "^7.8.4",

  18.     "babel-loader": "^8.0.6",

  19.     "css-loader": "^3.4.2",

  20.     "style-loader": "^1.1.3",

  21.     "webpack": "^4.41.6",

  22.     "webpack-cli": "^3.3.11"

  23.   }

  24. }


Setelah berhasil memasang ketiga package tersebut, langkah selanjutnya kita dapat gunakan babel-loader dan preset-nya pada webpack configuration.

  1. const path = require("path");

  2.  

  3. module.exports = {

  4.     entry: "./src/index.js",

  5.     output: {

  6.         path: path.resolve(__dirname, "dist"),

  7.         filename: "bundle.js"

  8.     },

  9.     mode: "production",

  10.     module: {

  11.         rules: [

  12.             /* style and css loader */

  13.             {

  14.                 test: /\.css$/,

  15.                 use: [

  16.                     {

  17.                         loader: "style-loader"

  18.                     },

  19.                     {

  20.                         loader: "css-loader"

  21.                     }

  22.                 ]

  23.             },

  24.             /* babel loader */

  25.             {

  26.                 test: /\.js$/,

  27.                 exclude: "/node_modules/",

  28.                 use: [

  29.                     {

  30.                         loader: "babel-loader",

  31.                         options: {

  32.                             presets: ["@babel/preset-env"]

  33.                         }

  34.                     }

  35.                 ]

  36.             }

  37.         ]

  38.     }

  39. }


Ketika menerapkan rule untuk berkas .js, jangan lupa untuk menetapkan properti exclude dengan nilai “/node_modules/”. 
Apa artinya? Dengan menetapkan properti exclude itu berarti kita mengecualikan webpack untuk memproses berkas .js yang berada pada folder “node_modules”. 
Hal ini dapat meminimalisir proses yang tidak diperlukan, sehingga mempercepat proses build pada proyek kita.  
Lalu pada penerapan babel-loader juga kita menggunakan properti options dengan menetapkan properti presets di dalamnya. Pada properti presets kita tetapkan preset (dalam bentuk array literas) yang sudah kita pasang menggunakan npm, yaitu @babel/preset-env.
Setelah menggunakan babel loader pada webpack configuration, mari kita coba build dan buka kembali berkas bundle.js
Maka kode yang kita tuliskan dalam ES6 akan diubah dalam sintaks yang dapat diterima oleh seluruh browser.
20200313200507f7a720e39de819c62a15f1be147aa62e.png
Bahkan pada berkas bundle tersebut dipastikan sudah tidak terdapat lagi sintaks yang dituliskan menggunakan ES6.
20200313200535f035aab9b99622b9e95be3f0d98fc827.png
Namun walaupun sintaksnya sudah diubah, proyek akan tetap berjalan normal seperti biasanya.
Contoh: 
https://github.com/dicodingacademy/a163-bfwd-labs/tree/207-webclock-webpack-using-loader

Rabu, 29 April 2020

Contoh Menggunakan API Dan Fetch di dalam Web Sederhana

Apakah Anda sudah berhasil menerapkan Fetch dalam menampilkan data dari API TheSportDB? Jika belum, yuk kita lakukan bersama-sama!
Pada dokumentasi API menyebutkan bahwa, untuk mendapatkan daftar klub olahraga kita dapat menggunakan target url: https://www.thesportsdb.com/api/v1/json/1/searchteams.php?t=Arsenal
2020031323502200000abb4fd3bf7637506d2872ff1cb0.png
Sebelum menuliskan langsung pada proyek dengan fetch, biasakan ketika hendak mengkonsumsi API biasakan untuk mencobanya menggunakan aplikasi Postman terlebih dahulu. Jika target url tersebut diakses melalui Postman dengan GET Request, maka akan menghasilkan response dengan struktur JSON yang tampak pada tab Body.
202003132350321a588cd4b3f0285be6fd1af52fa3591e.png
Pada response JSON yang dihasilkan menampung satu key dengan nama teams yang memiliki value berupa sebuah array. Di dalam array tersebut menampilkan banyak data terkait klub olahraga yang memiliki nama Arsenal. Kita dapat memanfaatkan key strTeam untuk mendapatkan nama klub, strTeamBadge untuk mendapatkan logo klub, dan strDescriptionEN untuk mendapatkan deskripsi singkat dalam bahasa inggris.
Lantas untuk mencari data team berdasarkan kata kunci lain kita dapat mengubah kata “Arsenal” menggunakan kata kunci yang kita inginkan, misalnya “Barcelona”. Sehingga melakukan request terhadap url: https://www.thesportsdb.com/api/v1/json/1/searchteams.php?t=Barcelona akan menghasilkan response JSON dengan informasi klub olahraga terkait “Barcelona”.
20200313235048e7906db6f58df01a750d175c26f3b342.png
Cukup mudah bukan untuk menggunakan API tersebut?
Nah, Setelah memahami cara penggunaan API-nya, sekarang mari kita mulai tuliskan fungsi fetch pada proyek Club Finder. Langkah awal buka kembali proyek Club Finder pada text editor yang Anda gunakan.
202003132351017c49f82cb83c52af812adb0b076cc23f.png
Kemudian buka berkas data-source.js pada src -> script -> data -> data-source.js. Kita refactor fungsi searchClub dengan menghapus seluruh logika yang ada di dalamnya, kemudian tuliskan fungsi fetch seperti ini:

  1. class DataSource {

  2.    static searchClub(keyword) {

  3.        return fetch(`https://www.thesportsdb.com/api/v1/json/1/searchteams.php?t=${keyword}`)

  4.    }

  5. }

  6.  

  7. export default DataSource;


Seperti yang sudah kita ketahui, fungsi fetch() akan mengembalikan promise resolve jika request berhasil dilakukan. Maka untuk menangani respon dari request yang dibuat, kita gunakan .then() yang di dalamnya berisi variabel response sebagai response object yang didapat.

  1. class DataSource {

  2.    static searchClub(keyword) {

  3.        return fetch(`https://www.thesportsdb.com/api/v1/json/1/searchteams.php?t=${keyword}`)

  4.        .then(response => {

  5.           

  6.        })

  7.    }

  8. }

  9.  

  10. export default DataSource;


Kemudian di dalam blok then tersebut, kita ubah nilai response menjadi JSON dengan memanggil method response.json().

  1. class DataSource {

  2.    static searchClub(keyword) {

  3.        return fetch(`https://www.thesportsdb.com/api/v1/json/1/searchteams.php?t=${keyword}`)

  4.        .then(response => {

  5.            return response.json();

  6.        })

  7.    }

  8. }

  9.  

  10. export default DataSource;


Karena method response.json() juga mengembalikan nilai promise, maka untuk mendapatkan nilai yang dibawa oleh resolve kita perlu menambahkan .then lainnya (chaining promise). Di dalam .then yang kedua ini, berikan parameter dengan nama responseJson (penamaan variabel tidaklah baku, namun gunakan penamaan yang menunjukkan arti dari nilai variabelnya).

  1. class DataSource {

  2.    static searchClub(keyword) {

  3.        return fetch(`https://www.thesportsdb.com/api/v1/json/1/searchteams.php?t=${keyword}`)

  4.        .then(response => {

  5.            return response.json();

  6.        })

  7.        .then(responseJson => {

  8.           

  9.        })

  10.    }

  11. }

  12.  

  13. export default DataSource;


responseJson merupakan nilai JSON yang dihasilkan dari perubahan object response dalam bentuk JSON melalui method .json() tadi.
Di dalam block .then yang kedua, kita kembalikan (return) dengan nilai promise resolve dengan membawa nilai jsonResponse.teams jika nilai array tidak null. Namun jika teams bernilai null, maka kembalikan dengan nilai promise reject dengan membawa nilai “${keyword} is not found”.

  1. class DataSource {

  2.    static searchClub(keyword) {

  3.        return fetch(`https://www.thesportsdb.com/api/v1/json/1/searchteams.php?t=${keyword}`)

  4.        .then(response => {

  5.            return response.json();

  6.        })

  7.        .then(responseJson => {

  8.            if(responseJson.teams) {

  9.                return Promise.resolve(responseJson.teams);

  10.            } else {

  11.                return Promise.reject(`${keyword} is not found`);

  12.            }

  13.        })

  14.    }

  15. }

  16.  

  17. export default DataSource;


Simpan perubahan tersebut dan jalankan aplikasi dalam mode development menggunakan perintah:

  1. npm run start-dev


Setelah proyek terbuka, lakukan pencarian dengan keyword apapun yang Anda mau, di sini kita contohkan dengan “Barcelona”.
20200313235133e90126ea84a6df29dc44b91c4f296331.png
Yah, data yang ditampilkan undefined. Mengapa bisa demikian? Ini disebabkan karena kita belum menyesuaikan key berdasarkan response yang didapat dari public API. Kita harus menggunakan key strTeam untuk mendapatkan nama klub, strTeamBadge untuk mendapatkan logo klub, dan strDescriptionEN untuk mendapatkan deskripsi singkat dalam bahasa inggris.
Ketiga key tersebut kita tetapkan pada berkas src -> script -> component -> club-item.js. Lebih tepatnya pada fungsi render.

  1. render() {

  2.        this.shadowDOM.innerHTML = `

  3.            <style>

  4.                 ……..

  5.            </style>

  6.            <img class="fan-art-club" src="${this._club.fanArt}" alt="Fan Art">

  7.            <div class="club-info">

  8.                <h2>${this._club.name}</h2>

  9.                <p>${this._club.description}</p>

  10.            </div>`;

  11.    }


Kita ubah properti this._club.fanArt menjadi this._club.strTeamBadgethis._club.name menjadi this._club.strTeam, dan this._club.description menjadi this._club.strDescriptionEN.
Sehingga fungsi render akan menjadi seperti ini:

  1. render() {

  2.        this.shadowDOM.innerHTML = `

  3.            <style>

  4.                * {

  5.                    margin: 0;

  6.                    padding: 0;

  7.                    box-sizing: border-box;

  8.                }

  9.                :host {

  10.                    display: block;

  11.                    margin-bottom: 18px;

  12.                    box-shadow: 0 4px 8px 0 rgba(0, 0, 0, 0.2);

  13.                    border-radius: 10px;

  14.                    overflow: hidden;

  15.                }

  16.               

  17.                .fan-art-club {

  18.                    width: 100%;

  19.                    max-height: 300px;

  20.                    object-fit: cover;

  21.                    object-position: center;

  22.                }

  23.               

  24.                .club-info {

  25.                    padding: 24px;

  26.                }

  27.               

  28.                .club-info > h2 {

  29.                    font-weight: lighter;

  30.                }

  31.               

  32.                .club-info > p {

  33.                    margin-top: 10px;

  34.                    overflow: hidden;

  35.                    text-overflow: ellipsis;

  36.                    display: -webkit-box;

  37.                    -webkit-box-orient: vertical;

  38.                    -webkit-line-clamp: 10; /* number of lines to show */

  39.                }

  40.            </style>

  41.            <img class="fan-art-club" src="${this._club.strTeamBadge}" alt="Fan Art">

  42.            <div class="club-info">

  43.                <h2>${this._club.strTeam}</h2>

  44.                <p>${this._club.strDescriptionEN}</p>

  45.            </div>`;

  46. }


Simpan kembali perubahan kode yang dituliskan kemudian lakukan pencarian kembali pada aplikasi Club Finder. Seharusnya sekarang aplikasi sudah bisa menampilkan data dengan baik.
202003132351502bc06712f0552fa6f26e8f8de5607033.png
Voila! Anda sudah berhasil menerapkan Fetch pada proyek Club Finder.